Archive

Archive for the ‘Kesehatan’ Category

Monosodium Glutamat

May 21, 2009 4 comments
Kemarin malem ketika saya lagi nonton ISL saya coba ganti-ganti channel dan berhenti pada channel Trans|7. Ada film jepang ternyata. Setelah saya ikuti, ternyata menceritakan sejarah penemuan MSG dan berdirinya perusahaan Ajinomoto. Namun saya tidak melihat sampai selesai karena saya mau menonton School Rumble: Nigakki. Karena malam hari memang waktunya untuk Anime. :p

Karena penasaran akhirnya saya mencari-cari tahu mengenai MSG yang kayaknya selalu ada di setiap jajanan yang saya makan sehari-hari.

MSG atau Monosodium Glutamat dipatenkan oleh Dr. Kikunae Ikeda pada tahun 1909. Beliau adalah ilmuwan lulusan universitas Jerman. Karena keprihatinannya pada masyarakat Jepang yang memiliki fisik dibawah orang-orang Jerman. Maka dia mulai meneliti bumbu yang dapat menambah citarasa dan kelezatan makanan. Karena dia yakin rasa masakan yang lezat akan berpengaruh pada kesehatan pencernaan. Dr. Ikeda mendapatkan ide ketika makan bersama dengan keluarganya. Dari satu jenis makanan, yaitu sup tahu, ternyata setiap orang merasakan rasa yang berbeda-beda, ada yang merasakan pahit, manis dan asam. Ternyata diketahui bahwa tahu yang direbus tersebut dimasak bersamaan dengan rumput laut (Kombu) yang telah dikeringkan. Akhirnya dengan mengekstrak rumput laut itu Dr. Ikeda mendapatkan asam Glutamat.

Berita penemuan tersebut sampai ke Saburousuke Suzuki, pemilik pabrik Yodium, mendengar hal tersebut, beliau tertarik dan mendatangi Dr. Ikeda dan ingin mengetahui penemuan tersebut. Namun karena sifat fisik dan kimianya, Saburousuke Suzuki berpendapat bahwa produk tersebut tidak akan menarik secara komersial apabila diproduksi. Pada akhirnya Dr. Ikeda berhasil mensenyawakan glutamate dengan sodium menjadi Monosodium Glutamat (MSG). Namun muncul masalah ketika akan diproduksi massal, penyediaan berton-ton rumput laut sebagai bahan utamanya sangat sulit diperoleh. Dr. Ikeda berpendapat bahwa rumput laut dapat diganti dengan gandum atau sagu. Akhirnya dengan membagi hak patennya dengan pemilik pabrik Yodium, Saburousuke Suzuki, Dr. Ikeda kemudian berhasil mewujudkan hasratnya memproduksi dan memasarkan MSG secara massal.

Saat ini MSG telah banyak digunakan pada produk-produk makanan di masyarakat. Sedangkan efek negatifnya yang dapat menyebabkan kanker dan kerusakan otak masih diperdebatkan.

Gak nyangka ternyata yang menemukan MSG adalah bangsa Jepang. Kira-kira kapan ya orang Indonesia bisa menemukan penemuan-penemuan yang bermanfaat seperti ini?

Categories: Kesehatan Tags: ,

Lebih Pedas, Lebih Sehat

September 18, 2008 3 comments

Senang yang pedas-pedas? Kalau iya, berarti Anda beruntung! Berikut adalah sejumlah keuntungan dari memakan cabai:
Taburan cabai dalam makanan bisa membuat Anda cepat terlelap dan tidur lebih nyenyak.
Capsaicin, bahan di dalam cabai yang membuat rasanya pedas, ternyata berfungsi sebagai anti-radang dan dekongestan bagi penderita sinus.
Cabai merah dan kuning, serta paprika mengandung banyak sekali vitamin C.
Capsaicin juga berfungsi sebagai anti oksidan dan meningkatkan kerja pencernaan. Bahan ini membantu menyembuhkan diare karena infeksi bakteri.

Sumber: Majalah Reader’s Digest Indonesia.

Categories: Kesehatan Tags: , , ,

Tipes

October 31, 2007 53 comments
Tifus atau demam tifoid atau tipes. Tapi sebenarnya nama yang benar dan digunakan dikalangan medis adalah DEMAM TIFOID, sedangkan TIPES lebih tepat untuk istilah penyakit Ricketsia, tapi masyarakat Indonesia lebih sering memakai nama/istilah Tipes.
Gejala
Pada minggu pertama, gejala yang tampak adalah demam/panas dan biasanya sering terjadi pada sore hari, sedangkan pada siang hari, si penderita tidak merasa demam, bahwa terasa lebih sehat. Namun pada minggu kedua, demam akan terjadi pada pagi sampai malam hari, lidah menjadi kotor, pembesaran hati, pembesaran limpa, kembung dan kesadaran mulai berkabut (typos). Pada Minggu ketiga demam/panas mereda dan si penderita akan sembuh, namun bisa juga si penderita mengalami komplikasi sehingga dapat berakibat fatal.

Selain gejala-gejala di atas, gejala yang sering terjadi adalah sakit di ulu hati, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, tidak nafsu makan, mual, muntah, sembelit atau mencret. Penderita akan merasakan ada ganjalan di perut, batuk dan terkadang mimisan.

Penyebab

Penyakit Tipes perut ( Thypus abdominalis ) merupakan penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar dengan kuman Tipes , Salmonella typhosa, ( food and water borne disease ). Seseorang yang sering menderita penyakit tifus menandakan bahwa ia sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri ini.

Perhatikan pula sumber air minum (sumur/air sumber) anda apakah dekat dengan septic tank atau tidak ( idealnya berjarak minimal 10 meter ), apakah anda sering makan telur ayam mentah atau setengah matang? ( kulit telur ayam yg tercemar tinja ayam, banyak mengandung bakteri Tipes ).

Pengobatan
Obat untuk penyakit ini adalah antibiotika golongan Chloramphenikol, Thiamphenikol, Ciprofloxacin dll yg diberikan selama 7 – 10 hari. Lamanya pemberian antibiotika ini harus cukup sesuai resep yg dokter berikan. Jangan dihentikan bila gejala demam atau lainnya sudah reda selama 3-4 hari minum obat. Obat harus diminum sampai habis ( 7 – 10 hari ). Bila tidak, maka bakteri Tipes yg ada di dalam tubuh pasien belum mati semua dan kelak akan kambuh kembali.

Penderita harus makan makanan yang lunak (diet). Perawatan di rumah sakit bertujuan agar penderita tidak menyebarkan kuman, serta bisa dilakukan pengamatan dan pengobatan yang lebih intensif. Pasien harus berbaring sampai minimal 7 hari setelah panasnya turun, atau sekitar 14 hari. Istirahat (tidur telentang) sepanjang hari adalah sangat penting, agar tidak terjadi komplikasi seperti usus yang berdarah dan atau pecah. Penderita diizinkan berjalan hanya ingin buang air besar (BAB).

Pencegahan
Untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini kini sudah ada Vaksin Tipes yang disuntikkan dan dapat melindungi seseorang dalam waktu 3 tahun. Mintalah Dokter anda memberikan imunisasi tersebut. Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan ( gizi yang cukup, tidur cukup dan teratur, olah raga secara teratur 3-4 kali seminggu). Hindarilah makanan yang tidak bersih. Belilah makanan yang masih panas sehingga menjamin kebersihannya. Jangan banyak jajan makanan/minuman di luar rumah.

(31 October, malang)

Categories: Kesehatan Tags: ,

Mata Merah aka Belekan

October 31, 2007 52 comments

Mata merah atau belekan merupakan penyakit yang tidak pandang usia. Anak kecil hingga orang tua bisa terkena penyakit ini. Belekan merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, dan terkadang virus tersebut juga ditunggangi oleh kuman sehingga terjadi infeksi pada bagian mata. Penderita yang terkena penyakit ini akan merasakan pedih pada matanya, mata menjadi merah dan bengkak, bahkan ketika bangun tidur, si penderita akan kesulitan untuk membuka matanya, karena terdapat banyak kotoran di seputar kelopak matanya. Sehingga pandangan menjadi kabur dan terasa ada ganjalan pada bola mata.
Penyakit ini sangat menular, media penularannya biasanya melalui benda-benda yang dipakai atau bersentuhan dengan mata si penderita, seperti kacamata, handuk, sapu tangan, dll. Bahkan penularannya juga bisa melalui jari tangan, apabila si penderita mengusap matanya dengan tangan, sehingga tangannya tercemar virus. Sehingga tidak mengherankan, apabila ada salah satu anggota keluarga yang terkena penyakit ini, maka anggota keluarga yang lain akan sangat mudah tertular.
Si penderita untuk sementara harus berhenti beraktivitas, seperti sekolah dan bekerja. Karena virus ini dapat bertebaran di udara dan bisa hingga di mana saja, dan kondisi lingkungan yang berdebu dan berpolusi dapat memperparah penyakit dan bisa membahayakan orang di sekitarnya.

Pengobatan
Tidak semua infeksi mata perlu diobati jika penyebabnya virus. Namun, jika penyebabnya kuman, baik sejak awal maupun kuman yang menunggangi kemudian, diperlukan antibiotika. Terlebih jika infeksinya oleh trachoma yang komplikasinya bisa mengakibatkan kebutaan.
Ada dua macam obat untuk penyakit ini, salep dan tetes. Untuk penyakit infeksi mata yang berat, daya kerja salep lebih bertahan lama. Sebab, sesuai bentuknya, obat berbentuk salep lebih mudah menempel dan bertahan lama pada selaput lendir mata dibandingkan dengan obat tetes. Obat tetes lekas habis masa kerjanya karena mudah mengalir keluar lagi bersama air mata. Sehingga obat tetes lebih sering dipakai daripada obat berbentuk salep, mungkin setiap 3 – 4 jam sekali. Atau bisa lebih dari itu, sesuai tingkat keparahan infeksinya.
Salep kurang disukai sebab mengganggu pandangan dan memberikan rasa kurang enak di mata, selain kurang sedap dipandang. Lagi pula tidak semua pasien memakai salep mata secara benar. Mereka mengoleskan salep pada selaput lendir merah kelopak mata, bukan langsung pada biji mata, sehingga berlepotan mengenai bulu mata. Caranya mirip dengan cara mengoleskan odol pada sikat gigi. Di depan cermin, salep dioleskan pada sisi dalam kelopak mata bagian bawah dengan cara menarik kelopak mata bawah.
Belilah obat infeksi mata sesuai dengan resep dokter, karena obat mata yang ada dipasaran belum bisa sampai membunuh bibit-bibit penyakitnya dan tidak semua penyakit mata merah sama penyebabnya dan sama pula obatnya. Pemakaian obat mata sembarangan bisa membahayakan mata. Untuk infeksi mata yang dinilai parah, dokter mempertimbangkan pemberian obat minum, selain salep atau obat tetes mata.

Pencegahan
Virus penyakit ini biasanya ada di tempat-tempat yang kumuh, seperti percikan air banjir. Hindari memegang dan mengucek mata jika terasa gatal. Dan hindari juga kontak langsung dengan si penderita.

Biasakan hidup sehat dan bersih.
Mencegah lebih baik daripada mengobati.

Categories: Kesehatan Tags: , ,

Demam Berdarah

October 31, 2007 1 comment

Musim hujan telah datang, dan karena ulah manusia sendiri, hujan tersebut juga membawa beberapa masalah bagi rakyat Indonesia, salah satunya adalah penyebaran penyakit Demam Berdarah.
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Nyamuk ini biasa menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Orang yang beresiko besar terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh.
Semakin tahun kasus penduduk yang terserang Demam Berdarah semakin meningkat. Oleh karena itu sudah seharusnya sejak dini kita memperhatikan permasalahan tersebut supaya diri kita, keluarga ataupun tetangga-tetangga kita tidak sampai terkena penyakit ini.

Pencegahan
Pencegahan penyakit Demam Berdarah sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :

1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
Sebagai contoh:
Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya.

2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).

3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air- seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit Demam Berdarah adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan “3M Plus”, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dll sesuai dengan kondisi setempat.

Gejala
Namun ada baiknya juga untuk kita mengetahui gejala-gejala yang sering muncul karena penyakit ini.
Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :

1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 °C- 40 °C)
2. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.
3. Hepatomegali (pembesaran hati).
4. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
5. Trombositopeni, pada hari ke 3 – 7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000 /mm³.
6. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit.
7. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala.
8. Pendarahan pada hidung dan gusi.
9. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
Dan apabila salah satu anggota keluarga kita ada yang telah terjangkiti penyakit Demam berdarah, maka segara lakukan langkah pengobatan.

Pengobatan
Pengobatan penderita Demam Berdarah adalah dengan cara:

• Penggantian cairan tubuh.
• Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter –2 liter dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).
• Gastroenteritis oral solution/kristal diare yaitu garam elektrolit (oralit), kalau perlu 1 sendok makan setiap 3-5 menit.

Mari kita galakkan program 3M.
Mencegah lebih baik daripada mengobati.